Friday, December 28, 2007
Wednesday, December 26, 2007
TSUNAMI INDONESIA 13
Tsunami of 26th December 2004
The 9.0 magnitude earthquake struck about 00:00 GMT on Sunday December 26 about 100 miles (160km) from the western coast of Indonesia's Sumatra island.
The earthquake was the strongest since the March 28, 1964, quake in Prince William Sound in Alaska. It is the fourth strongest since recordings of magnitude began in 1899, equalling a 1952 quake in Kamchatka, Russia.
The three stronger quakes: May 22, 1960, in Chile (9.5); the 1964 quake (9.2); and a March 9, 1957, quake on Andreanof Island, Alaska (9.1). All three of those quakes, along with the Kamchatka quake, created tsunamis.
Tsunami information
Tsunamis are formed by a displacement of water - a landslide, volcanic eruption, or, as in this case, slippage of the boundary between two of the earth's tectonic plates -slabs of rock 50 to 650 feet (15 to 200 m) thick that carry the Earth's continents and seas on an underground ocean of much hotter, semi-solid material.
The December 26 2004 mega tsunami was caused by slippage of about 600 miles (1,000 km) of the boundary between the India and Burma plates off the west coast of northern Sumatra. The convergence of other plates strains the area, and at the quake's epicenter, the India plate is moving to the northeast at 2 inches (5 cm) per year relative to the Burma plate. The aftershocks were distributed along the plate boundary from the epicenter to near Andaman Island.
Tsunamis can travel up to 600 mph (965 km per hour), 521 knots) at the deepest point of the water, but slow as they near the shore, eventually hitting the shore at 30 to 40 mph (48 to 64 kph or 26 to 35 knots). The energy of the wave's speed is transferred to height and sheer force as it nears shore.
The 7.3 magnitude aftershock might have been powerful enough to create further tsunamis, but did not.
Historical information
The Chilean quake and tsunamis were responsible for 5,700 deaths, and the Prince William Sound quake and tsunamis killed 125; the Andreanof Island and Kamchatka events killed no one.
The deadliest earthquake recorded since 1900 occurred on July 27, 1976, in Tangshan, China, when the official death count reach 255,000 for a 7.5 magnitude quake. Estimated death counts, however, reached as high as 655,000.
The highest toll for an earthquake-tsunami combination since 1900 took place on December 28, 1908, when a 7.2 magnitude quake struck Messina, Italy, killing an estimated 70,000 to 100,000 people.
The deadliest earthquake ever recorded is believed to have occurred on January 23, 1556, in Shansi, China, killing 830,000 people.
The worst tsunami in recent history followed the August 27, 1883, the eruption of the volcano Krakatau. The resulting wave swept over the Indonesian islands of Java and Sumatra, ultimately killing 36,000 people.
A tidal wave - caused not by water displacement on the sea floor but by the floods and high tides accompanying Cyclone Marian - swept Bangladesh in 1991, killing nearly 140,000 people.
TSUNAMI INDONESIA 12
APAKAH TSUNAMI ITU? | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar laut. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman 7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebih dari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ASAL ISTILAH TSUNAMI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang Tsu artinya pelabuhan dan nami artinya gelombang laut. Dari kisah inilah muncul istilah tsunami. Awalnya tsunami berarti gelombang laut yang menghantam pelabuhan. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tsunami terutama disebabkan oleh gempabumi di dasar laut. Tsunami yang dipicu akibat tanah longsor di dasar laut, letusan gunungapi dasar laut, atau akibat jatuhnya meteor jarang terjadi. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TSUNAMI AKIBAT GEMPABUMI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tidak semua gempabumi mengakibatkan terbentuknya tsunami. Syarat terjadinya tsunami akibat gempabumi adalah: | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TSUNAMI AKIBAT TANAH LONGSOR | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEJADIAN TSUNAMI YANG SIGNIFIKAN DI INDONESIA | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENYELAMATAN DIRI SAAT TERJADI TSUNAMI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
UPAYA MITIGASI GEMPABUMI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
WILAYAH RAWAN TSUNAMI DI INDONESIA | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Di Indonesia wilayah rawan bencana tsunami meliputi 21 wilayah, yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung-Banten, Jawa Tengah Bagian Selatan, Jawa Timur Bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak-Yapen, Balikpapan, sekurau, Palu, Talaud, Kendari. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
MITIGASI BENCANA | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sampai saat ini para ilmuwan tidak dapat meramalkan terjadinya gempabumi dan tsunami . Namun dengan melihat catatan sejarah para ilmuwan dapat mengetahui tempat-tempat yang rawan tsunami. Pengukuran tinggi gelombang dan batas landaan dari kejadian tsunami masa lalu akan berguna untuk memperkirakan dan mengurangi dampak tsunami di masa depan. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
TSUNAMI INDONESIA 11
Tsunami 2004, Bencana Alam atau Bencana Buatan?
Duka pun berkumandang ke seluruh dunia, tak hanya dirasakan oleh 12 negara Asia Tenggara dan Asia Selatan yang menjadi korban dalam amuk alam ini. Bagi sebagian besar umat manusia, musibah ini diartikan sebagai tanda kebesaran Tuhan, sehingga mereka pun tak kuasa menggugat apalagi mempertanyakan.
Namun bagi sebagian kecil orang, musibah ini disikapi dengan kecurigaan. Mereka beranggapan bahwa tsunami yang telah menelan 165 ribu korban jiwa itu adalah 'buah karya' AS. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah sedemikian hebatkah negara paman Sam hingga mampu menciptakan 'kiamat' kecil ini. Benarkan New York merupakan pemrakarsa bencana 26 Desember?
Kejanggalan
Dengan kekalahan Afganistan dan Irak, para bankir Wall Street susah payah mencari cara lain untuk mengendalikan dunia. Pada saat itulah tiba-tiba Palung Sumatra 'meledak'. Aneh bukan?
Selain dikejutkan oleh banyaknya korban yang berjatuhan dan besarnya kerugian akibat munculnya gelombang pasang raksasa ini (konon ketinggian air saat kejadian mencapai 7 meter), beberapa pihak juga mempertanyakan sejumlah kejanggalan dalam cerita resmi tsunami versi Amerika. Mereka meyakinkan bahwa kejanggalan ini harus diperhatikan sebelum akhirnya lenyap ditelan waktu.
Dahsyatnya gempuran tsunami itu tak hanya dirasakan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun juga terasa hingga ke Benua Afrika. Tak pelak puluhan nyawa pun terenggut tangan malaikat maut. Pada tataran ini, naif rasanya jika kita tetap menuduh bahwa AS adalah biang kerok dibalik bencana ini.
Fakta
Namun cobalah perhatikan fakta-fakta berikut. Pertama mengenai letak epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi). Australia merekam magnitudo dan posisi epicentrum sesuai dengan yang ditentukan oleh kantor Geofisik Jakarta yaitu gempa berukuran 6,4 pada skala Richter menimpa utara pulau Sumatra. Titik gempa berada di 155 mil selatan-tenggara provinsi Aceh.
Lokasi ini berbeda 250 mil dari posisi yang ditentukan oleh NOAA Amerika, yang menyatakan bahwa epicentrum berada di barat daya Aceh. Mereka juga mengatakan bahwa kekuatan gempa adalah 8,0 skala Richter, dan kemudian terus memperbaiki laporan dengan meningkatkan skala richter yang ada menjadi 8,5 lalu 8,9 sampai akhirnya 9,0.
Maka, keanehan pertama adalah informasi oleh NOAA, Amerika, yang tiba-tiba menemukan puncak gelombang kejut yang "fleksibel", yang bahkan jauh lebih besar dari yang dirasakan oleh Jakarta, padahal Jakarta terletak jauh lebih dekat ke titik pusat gempa dibandingkan AS.
Tidak pernah ada yang namanya pusat gempa "fleksibel", pada umumnya hanya akan ada satu titik gempa saja, itupun akan tercatat oleh lusinan seismograf di Indonesia dan India. Selain perbedaan yang begitu jauh dalam nilai skala Richter, Indonesia dan India juga merasakan keanehan akan tidak adanya gempa 'peringatan' dari seismograf mereka.
Hal ini berarti bahwa gelombang kejut normal yang selalu mendahului gempa tidak ada. NOAA menyatakan menerima 'peringatan' mengenai adanya gempa susulan, tetapi sama sekali tidak terjadi. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan proses yang terjadi mendadak.
Maka ketika resonansi karena frekuensi ini terjadi, pusat gempa akan mulai bergetar, dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada semua seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika gelombang yang diterima oleh seismograf adalah gelombang P, maka yang dihadapi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut.
Nyatanya gelombang inilah yang diterima oleh Indonesia dan India. Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar dibawah tanah di Nevada. India segera 'sadar' bahwa gempa ini bukanlah gempa "normal."
Sehari setelah bencana, Senin 27 Desember 2004 mereka memutuskan untuk tidak bergabung dalam rencara ekslusif Bush 'kelompok empat'. yang akan menarik semua kekuatan Nuklir Asia dari koalisi baru dengan Rusia, Cina, dan Brazil. Lalu keesokan harinya pemerintah India dengan sopan meminta agar militer Amerika menjauhi wilayah kekuasaan India.
Barulah pada 29 Desember 2004, India Daily Editorial memberikan pertanyaan terbuka mengenai kejadian itu, "Apakah ini pameran kekuatan suatu negara untuk menujukkan kepada suatu daerah, mengenai bencana yang mampu dibuat oleh negara itu?" Karena itulah, Angkatan Laut India merasa perlu untuk mengungkapkan temuan mereka.
Kita akan kembali mengenai penjelasan cara mengirimkan bom nuklir berkekuatan dahsyat ke dasar Palung Sumatra, dan kemudian meledakkannya. Kita akan melihat suatu pulau di Australia, yang dikuasai oleh salah seorang tokoh Wall Street. Langkah ini sangat penting kita amati, karena hal ini akan menenentukan langkah Australia selanjutnya.
Pada 27 Desember pagi, media Australia (yang dimiliki oleh New York) menyatakan bahwa negara yang tertimpa bencana terbesar adalah Sri Langka, yang juga adalah anggota persemakmuran Inggris, seperti Australia juga. Tim Costello, kepala yayasan dana amal terbesar di Australia, segera mempersiapkan untuk menuju daerah bencana sambil mengumpulkan bantuan.
Sedangkan Little Johny (orang kuat Wall Street) melakukan tindakan berbeda, yang nampaknya diberitahukan kepadanya melalui hubungan telepon pribadi. Dengan cara yang sangat rahasia, Little Johny mengirimkan dua Hercules RAAF yang dipenuhi dengan suplai ke Malaysia, dalam posisi "Stand by" dan mengarahka dua pesawat lainnya ke Darwin, utara Australia.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika benar Little Johnny memiliki rasa kemanusiaan, maka ia akan segera mengirim keempat pesawat itu ke Sri Langka, tetapi nyatanya tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya Little Johnny menunggu perintah dari New York.
Tak lama kemudian setelah pesawat pengintai menyatakan bahwa landasan di Medan aman, maka keempat pesawat Hercules lengkap dengan pasukan, senapan, dan perlengkapan lain segera 'menyerbu 'Aceh. besar kemungkinan dengan penduduk yang tinggal 10%, Aceh akan segera berubah menjadi Teluk Guantanamo baru, dengan ratusan pasukan Amerika dan Australia yang bersenjata.
Perlu diingat bahwa ketika keempat pesawat itu mendarat di Medan, publik Australia belum banyak yang menyadari apa yang terjadi. Maka terlihat bahwa Johnny sedang membantu para atasannya untuk mempersiapkan Asia menjadi basis baru, setelah rencana terhadap Iraq gagal total.
Yang penting adalah mereka berhasil membunuh sekian banyak Muslim di Aceh, sebagai atas balas dendam atas kekalahan mereka di Iraq dan Afghanistan. Tidak perlu diragukan lagi bahwa Australia hanyalah 'pasukan' awal, yang akan segera diikuti oleh militer AS yang lebih siap dan lebih bagus perlengkapannya.
Dalam sekejab, Pentagon mengirimkan dua kelompok tempur untuk segera berlayar hanya dengan modal pemberitahuan mendadak dari Hong Kong dan Guam, padahal biasanya hari seperti itu masih kacau karena libur Natal dan Tahun baru. Sepertinya pasukan ini memang sudah disiagakan sejak awal.
Dari Hong Kong, bertolaklah sang kapal tempur nuklir 'USS Abraham Lincoln'. Tak mau ketinggalan, 'USS Bonhomme Richard', kapal angkut tempur amfibi penuh dengan marinir yang dikenal dengan nama "Expeditionary Strike Group 5" segera angkat sauh dari Guam.
Kapal USS Bonhomme Richard, ditemani oleh USS duluth (kapal pendarat amfibi), USS Rushmore (kapal pendarat dan penjelajah dengan misil), USS Bunker Hill (kapal penghancur dengan misil), USS Milius dan kapal frigat USS Thach pun diberangkatkan. Urusan bawah air ditangani oleh kapal selam pemburu nuklir USS Pasadena dan kapal pemotong berkekuatan tinggi Munro milik Penjaga Pantai AS turut serta.
Maka sekarang jelas bukan bahwa "Strike Group 5" membawa nuklir yang cukup untuk menghancurkan setengah dunia ini. Kejadian paling mencengangkan terjadi ketika pasukan ini memasuki Samudra Indonesia. USS Abraham Lincoln yang awalnya biasanya membawa 500 marinir, tiba-tiba membawa 2000 marinir.
Dan ketika mereka berpisah jalan ke Sri Langka, para marinir memindahkan kapal transport mereka ke USS Duluth, sehingga tanpa diketahui masyarakat Indonesia, USS Abraham Lincoln telah diigunakan untuk menyaring sedikitnya 3500 Marinir AS dengan senjata lengkap untuk memasuki wilayah Aceh.
Hal lain adalah ketika seorang juru kamera Australia merekam gambar seorang Marinir AS yang sedang mengais senjata yang tersisa dari markas militer Indonesia yang turut hancur dalam amuk bah itu. Bukankah seharusnya tugas ini dilakukan oleh ABRI sendiri, bukan oleh Marinir AS.
Didalam air yang begitu dalam, tekanan terhadap bom akan meningkat jauh kira-kira 10.000 psi terhadap permukaan bom. Dan perlu diingat juga, bahwa dinding palung menyempit, sehingga bom akan terjepit, dan dengan tekanan yang cukup kuat dari tekanan air dan ledakan bom, maka lempeng tektonik akan sangat mungkin bergerak mendadak.
Dalam kasus ini, tidak diperlukan gerakan lempeng tektonik besar-besaran, dan ilmu alam menyebutkan bahwa jika ledakan ini dapat menyebabkan efek itu, maka, beberapa guncangan gempa susulan yang timbul akan dapat terjadi, seperti pada gempa umumnya. Tetapi seperti yang telah dibahas, tidak ada gempa susulan sama sekali yang dapat dikaitkan dengan gempa di Aceh ini.
Untuk memaksakan agar Asia 'menyerah' dan supaya dapat mengamankan kontrak besar dalam usaha pembangunan ulang Aceh, yang paling mudah dilakukan adalah membuat tsunami dengan target negara tertentu. Cara ini, pernah dirancang baik oleh Rusia dan Amerika untuk saling merebut kekuasaan di kota pesisir mereka.
Cara ini cukup efektif dan bersih, sehingga penyerang dapat segera mengambil alih tanah dan bangungan yang tersisa dalam waktu singkat. Jika semua sesuai rencana, maka Indonesia, Sri Langka dan India harus berhutang sekali lagi kepada IMF dan Bank Dunia, untuk 30 tahun lagi. Waktu yang cukup untuk menunggu harga minyak turun setelah kegagalan besar-besaran di Irak.
India memiliki pangkalan udara militer yang menampung 30 pesawat Sukhoi, yang mampu menembakkan misil penghancur kapal di daerah pulau Car Nicobar, pertahanan udara pertama didaerah Teluk Bengal. Selain itu juga memiliki reaktor nuklir di Chennai, Tamil Nadu, daerah paling selatan di India.
Kedua tempat ini terancam hancur oleh 'sisa' tsunami yang melanda Indonesia. Cukup beruntung bahwa ke-30 Sukhoi ini selamat, dan pangkalan udara India itu hanya kehilangan landas pacu saja. Dan Reaktor nuklir yang seharusnya akan segera menjadi Chernobyl kedua jika dilanda gempa sebesar 0,2 skala Richter selamat, dengan kerusakan hanya dialami oleh pipa air pendingin saja.
Dari semua fakta di atas, sebagian kecil orang yakin bahwa memang New York adalah 'dalang' bencana tersebut. Namun semuanya kembali pada anda dan keyakinan yang anda miliki. Akankah bencana tsunami 2004 anda yakini sebagai bencana alam ataukah bencana buatan.TSUNAMI INDONESIA 9
Masjid Raya BAITURRAHMAN BANDA ACEH
Penduduk dari 2000 jiwa tinggal 10% , yaitu 200 jiwa yang selamat
TSUNAMI INDONESIA 8
Asian Tsunami Videos.com
Amateur Asian Tsunami Video Footage
Running for their lives!!!
News: December 26 , 2005 Tsunami Anniversary Today marks the anniversary of the devastating 2004 indean ocean tsunami that swept away nearly 300,000 lives. Memorial services and a moment of silece were held in the countries worst hit by the tsunami. New Video Added I added the full version of the video showing a man being engulfed by the tsunami in Khao Lack Thailand. The video is more than 15 minutes long and shows the whole secuence of the tsunami from it's arival to it's aftermath and includes grim close ups of a number of bodies left by the tsunami as it retreats. Be warned, this is very graphic footage. |
Tsunami Videos
Tsunami Memorial Video A very touching tsunami memorial video made by Chris Valentine featuring most of the videos available on this site. A must see video, please share it with as many people as possible to create awareness about this disaster. High Quality (49.8MB) Medium Quality (32.8MB) | |
Location: Patong Beach, Thailand Video Description: Taken by a local resident who was about to film a marathon, the video captured the massive earthquake as it shook the town of Banda Aceh. Participants and spectators of the marathon could be seen holding onto the ground as they waited for the quake to subside. Cars were jolted from side to side by the 9.1-strong quake. Residents soon rushed their way inland as they heard news about the tsunami. The cameraman also captured survivors climbing on the piles of debris gathered by the flowing river, some of whom managed to escape by reaching the river bank. Video size (4.32 MB) | |
Location: Patong Beach, Thailand Video Description: Standing in the water and debris left by waves on Thailand's Patong beach, people at a construction site looked on unaware as larger, deadly waves swept towards them. Video size (6.38 MB) | |
Location: Khao Lak, Thailand Video Description: Shot by a Finnish tourist this footage shows the tsunami arriving at a beach in Khao Lak. The height and power of the tsunami featured in this video is truly amazing. Video size (2.21 MB) | |
Location: Koh Phi Phi Island, Thailand Video Description: Shot by an American tourist the video shows the tsunami waves getting dangerously close to the cameraman and his family who luckely are staying in the 3rd floor of their hotel therefore only experience a big scare. The same cannot be said about other tourists who stayed in lower floors. Video size (11.9 MB) | |
Location: Similan Islands, Thailand Video Description: Shot by a tourist in the island of Mu Koh Similan shows the 2nd wave enter the camping and headquarters of the National Park which is located very deep inside the island. Video size (28.3 MB) | |
Location: Kandholhudhoo, Maldives Video Description: This video was aparently shot by a local from the Maldives Islands. Although it is not very dramatic one can clearly see how the sea literaly sweeps through the whole island. Video size (6.26 MB) | |
Location: Thailand Video Description: This is a long video shot by Israelis and it shows the tsunami flood ariving and battering the city. There are amazing shots inside a building showing the water flood the first floor taking everything in it's path. At the end of the video there are a couple of shots of the destruction left by this devastating tsunami. Video size (21.6 MB) | |
Location: Aceh, Indonesia Video Description: Shot by a wedding photographer perched on a rooftop in Banda Aceh, Indonesia, the tape shows a torrent of dark brown water flowing fast and furious down the street below. The water, which came about 15 minutes after a massive undersea quake rocked the area, turned the street into a river which carried planks, mattresses, cars, appliances and uprooted trees, and sent people scampering up the sides of buildings. The only sounds were those of people screaming as the surging torrent picked up everything in its way and flowed as high as the second floor of the buildings. Video size (4.48 MB) | |
Location: Phuket, Thailand Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster shot from the balcony of a motel. The cameraman (father) is with his wife and son looking towards the beach and are at first amazed to see a very large wave come crashing in the beach. A short while later a much larger wave suddenly apears and can be seen breaking right in front of the beach and has such force that part of it proceeds right into the resort instantly filling it with water and doing a lot of damage. Video size (10.2 MB) | |
Location: Kanyakumari, India Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. The footage captures the sudden crashing of a giant wave against the Vivekananda Rock Memorial, situated at the southern tip of Kanyakumari. The video was shot by Aniket Kale. After visiting the memorial, the 16 year-old and his family were waiting for a ferry to take them back to the mainland when the tsunami suddenly crashed into the memorial and the sea wall beside it. Hundreds of other tourists were around at the time. Kale and his family are from Pune in the western Indian state of Maharashtra, The devastating tsunami of December 26 which destroyed lives and property in several countries around the Indian Ocean, killed more than six thousand people in Tamil Nadu. Video size (2.3 MB) | |
Location: Khao Lak, Thailand Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Obtained by APTN shows the devastating effects of the tsunami on the Thai holiday resort of Khao Lak. The pictures show a man on the beach being engulfed by water as the overpowering waves rush towards the shore. Anukul Charoenkul - who owns the Viewpoint Restaurant - shot the video. He said his restaurant was full of tourists when the tsunami struck at around 1030 local time (0330 GMT) on 26 December. He explained he had received an early warning of the impending disaster from his brother, who was at a different location along the coast which had already been struck. Charoenkul therefore had time to prepare his camera and catch the moment the tsunami hit Khao Lak from the third floor of the building where his restaurant is located. He said that he shouted at the people on the beach to warn them, telling them to run, but they could not hear. Immediately after the waves had struck, dead bodies could be seen washed up on the shore. The beach was covered in huge piles of debris. Video size (1.73 MB) | |
Location: Khao Lak, Thailand Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster shot by a German tourist. It starts like a normal day at the beach only the tide is extremely low and completely unaware of the incoming Tsunami people are wondering about exploring this fenomenon and some even are scooba diving. Then the cameraman starts noticing some huge waves in the horizon which start to break and he describes them as "extraordinary" several times. As the waves get closer he also notices that the ships are trying to escape them at full speed and when the first wave finally reaches one ship and swallows it whole does he and the tourists on the beach start to realize the magnitude of what is comming directly at them. Screams can be heard from the tourists in the background and he starts showing increasing concern repeating the phrase "what is that" untill he finally panics and tries to flee for his life. Video size (10.0 MB) | |
Location: Koh Lanta, Thailand Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Shot on beach level in Koh Lanta, Thailand; several people watch as first wave grows and crashes, before cameraman's frantic retreat away from the shore. Video size (4.73 MB) | |
Location: Phuket, Thailand Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Shot from inside a quickly-flooding restaurant in Phuket, waves engulf older couple clinging to railing outside before flooding entire room. Video size (11.5 MB)
| |
Location: Patong Beach, Thailand. Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Rooftop view of two huge waves battering buildings along coastline of Patong Beach, then zoomed-in footage of flooding of city streets. Video size (10.00 MB) | |
Location: Tsunami - Sri Lanka Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Upper balcony view of Sri Lanka hotel swimming pool area getting flooded as observers run away. Woman with camcorder is frightened, asking "How high will it go?" before retreating into hallway. Video size (7.6 MB) | |
Location: Banda Aceh, Indonesia Video Description: This one starts with semi-grainy footage from inside the house of an Indonesian government official. Looks like some people were filming and then noticed noise outside, so they go to their window/balcony and you can see huge masses of water rolling by the window. Note: this is not the footage with the couple clinging to the wall in what looks like a swimming pool. Video size (3.4 MB) | |
Location: Thailand Video Description: A really quick shot of the wave coming in and crashing into a garden between two large hills. Three people are standing in the garden as the wave comes in, and the video stops as the wave gets close to them. Video size (1.6 MB) | |
Location: Sri Lanka Resort Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Shot from an upper level hotel balcony, overlooking a restaurant, pool area, and umbrella-filled deck. Entire area is quickly flooded as people cling to trees to survive. Two men narrate their concerns and observations throughout. Video size (6.18 MB) | |
Location: From Penang, Malaysia Video Descriptoin: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Shot from walkway above the Penang Beach shore, long shot of ocean before three men are caught in battering waves. Video size (783 KB) | |
Location: Kenya Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Fishing boats being tossed around like toys in the water. Video size (1.38 MB) | |
Location: Unknown Video Description: Amateur camcorder footage of the 2004 tsunami disaster. Filmed by a British tourist. Video size (2.69 MB) |
TSUNAMI INDONESIA 7
Photo courtesy DigitalGlobe Banda Aceh flooding, 2004 |
Photo courtesy DigitalGlobe Banda Aceh Grand Mosque, before and after the 2004 tsunami |
TSUNAMI INDONESIA 6
Photo courtesy DigitalGlobe The shore of Banda Aceh, Sumatra, before and after the 2004 tsunami |
Photo courtesy DigitalGlobe Banda Aceh northern shore detail, 2004, before and after the tsunami PANTAI ULEE LHUE - ULEE LHUE BEACH BANDA ACEH |